Kumbang Kopra Necrobia rufipes

Kumbang Kopra Necrobia rufipes

INFORMASI UMUM KUMBANG KOPRA (the red-legged ham beetle) Necrobia rufipes

Kumbang kopra Necrobia rufipes (the red-legged ham beetle) dinamakan kumbang kopra karena kumbang-kumbang ini menyerang kelapa kering (kopra) dried coconut di barat kumbang kopra ini dinamakan dengan the red-legged ham beetle atau kumbang berkaki merah, kumbang ini juga merupakan hama utama pada produk daging yang disimpan, kumbang ini termasuk ke dalam famili Cleridae, biasanya merupakan predator pada hama lain, akan tetapi kumbang ini dapat memakan berbagai macam produk yang tinggi akan protein serta dapat menimbulkan kerusakan karena dapat membuat lubang, masuk ke dalam produk.

Ciri-ciri Anatomi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

kumbang kopra Necrobia rufipes
kumbang kopra Necrobia rufipes (sumber:UGA) 
  • Panjang tubuh kumbang dewasa: 4 — 5 mm.
  • Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan mengkilap.
  • Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap.
  • Kaki kumbang ini coklat kemerah-merahan terang ( the red-legged ham beetle) atau oranye.
  • Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua atau hitam.

Daur Hidup Necrobia rufipes

  • Betina bertelur hingga 30 telur per harinya di dalam retakan atau celah ikan. Telur membutuhkan antara empat dan enam  hari untuk  menetas.
  • Larva panjang dan berbentuk silindris, kebanyakan membranous, dengan bagian kepala (anterior) dan ujung abdomen berwarna coklat gelap, perkembangan larva terdiri dari 3 sampau 4 instar akan tumbuh  selama 35 hingga 130 hari, menjadi kurang aktif  dan mencari tempat yang gelap untuk menjadi kepompong.
  • Tahapan kepompong bervariasi antara 6 dan 21 hari.
  • Siklus hidup kumbang ini, dari telur hingga dewasa sekitar 36-150 hari, bervariasinya lama siklus hidup atau perkembangbiakannya   sangat dipengaruhi oleh faktor:temperatur, kelembaban, serta kualitas keberadaan makanannya.  Lama hidup kumbang dewasa tidak dapat diketahui secara pasti.

Kebiasaan Necrobia rufipes

  • Kumbang dewasa bukan penerbang yang kuat, keseluruhan tahapan hidupnya lebih memilih lingkungan yang gelap, karena samar dan sulit ditemukan dengan kemampuannya dapat terbang walaupun tidak ahli kumbang ini  dapat dengan mudah menemukan sumber makanan baru.
  • Mereka bersifat merusak, baik dalam tahap larva maupun dewasa,  meski demikian tahap larva adalah yang paling merusak.
  • Mereka juga kanibal, memakan telur dan kepompong mereka sendiri.

Kondisi Yang Disukai Oleh  Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) Imago

Serangga dewasa berukuran 4 – 5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna kebirubiruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna hijau gelap. Tungkai berwana coklat kemerahan atau orange. Antena berwarna cokelat kemerahan dengan ujungnya berwarna cokelat tua atau hitam. Hama ini aktif baik siang maupun malam hari. Telur diletakkan di celah celah retakan kopra di tempat tersembunyi. Setelah menetas larva akan menggerek dan merusak kopra. N. rufipes menyukai kopra yang berkualitas rendah, dengan kadar air tinggi, sehingga menyebabkan udara di dalam tempat penyimpanan kopra tersebut menjadi lembab dan basah. Hal tersebut merupakan suatu kondisi yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan N. rufipes. Kualitas kopra yang rendah disebabkan antara lain buah kelapa yang dipanen masih muda (belum saatnya dipanen), pengeringan kopra yang kurang maksimal sehingga kadar air kopra masih tinggi dan cara penyimpanan serta kondisi tempat penyimpanan belum memadai. Oleh karena itu, maka pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan adalah:

Pencegahan dan Pengendalian Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

Serangan hama N. rufipes dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan gudang, menjaga suhu dan kelembaban gudang dengan kisaran 25 – 370C serta menurunkan tingkat kadar air kopra. Untuk pengendalian secara alami menggunakan pestisida nabati yaitu daun dan biji srikaya karena senyawa toksin dalam biji srikaya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan serangga serta dapat mematikan serangga.  Pada infestasi yang sangat besar, maka pengendalian dengan cara fumigasi, menjadi hal yang paling tepat dan efektif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *