Penanganan Awal Gigitan Ular

Penanganan Awal Gigitan Ular

penanganan awal gigitan awal
penanganan awal gigitan ular

Penanganan awal pada gigitan ular dilakukan secara cepat dan tepat oleh korban atau orang lain yang ada di sekitar lokasi kejadian.  Penanganan pertama yang cepat dan tepat dapat mengurangi tingkat kesakitan dan angka kematian pada korban.  Secara umum tujuan pertolongan pertama pada penanganan awal gigitan ular yaitu mengurangi angka kesakitan, mencegah adanya komplikasi lain sebelum pasien mendapatkan pertolongan lanjutan di rumah sakit, serta memastikan tindakan penolong tidak membahayakan dan merugikan penolong maupun pasien.

Penanganan yang pertama kali dilakukan ialah upaya untuk memperlambat peredaran bisa ke seluruh tubuh.  Cara paling utama ialah dengan mengurangi gerakan tubuh korban karena bisa ular beredar tidak hanya melalui pembuluh darah, namun juga pembuluh getah bening.

Gigitan ular tidak berbisa sama bahayanya dengan gigitan ular berbisa, bila tidak ditangani secara benar.  Misalnya jika terjadi luka terbuka akibat gigitan ular tidak berbisa yang menyebabkan peredaran darah hebat.  Perdarahan yang tidak tertangani dengan benar dapat mengakibatkan shock (kekurangan darah) pada korban, bahkan kematian.

MITOS PENANGANAN TRADISIONAL

Penanganan gigitan ular secara tradisional seperti menghisap bisa dengan mulut, memasang tourniquet dengan ketat di sekitar luka, dan pemberian ramuan tertentu tidak perlu dilakukan, kerena terbukti tidak bermanfaat.  Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai penanganan gigitan ular. Menurut manajemen Penanganan Gigitan Ular dari World Health Organization atau WHO, pengobatan untuk korban gigitan ular dianjurkan mendapat penanganan intensif dari medis dan jika diperlukan menggunakan serum anti bisa ular.

GEJALA AWAL

Pada korban gigitan ular atau yang masih disangka tergigit akan timbul rasa panik, cemas, dan gelisah karena ketakutan sehingga dapat muncul gejala kaku pada tubuh, tekanan darah dan nadi meningkat disertai menggigil dan berkeringat, sedangkan tanda dan gejala awal yang muncul pada kulit setelah gigitan diantaranya rasa nyeri diiringi sensasi terbakar, berdenyut, serta nyeri yang bertambah hebat.

LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN ULAR

  • Pastikan AMAN penolong, korban, serta lingkungan.

   Upayakan juga untuk memperhatikan ciri-ciri ular yang menggigit.  Mengetahui jenis ular yang menggigit menjadi hal yang sangat penting, karena akan membantu tim medis dalam melakukan penanganan lebih lanjut.

  • Pastikan korban tenang, stabilkan jalan nafas (airway, breathing, circulation).
  • IMOBILISASI (membuat tidak bergerak) tubuh korban terutama bagian yang terkena gigitan.
  • BARINGKAN korban pada posisi yang nyaman dan aman, kemudian BIDAI bagian yang terkena gigitan.

   Gerakan atau kontraksi otot pada daerah gigitan dapat mempercepat penyebaran bisa,  Pembidaian bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisir gerakan tersebut.  Semakin luas area pembidaian akan semakin baik, karena akan makin memperluas area immobilisasi.  Kayu, karton, pelepah pisang, dan bahan lain yang sifatnya kuat namun ringan, dapat dimanfaatkan untuk membidai.

  • HINDARI TINDAKAN BERLEBIH pada daerah gigitan seperti di-insisi (insisi adalah penyobekan kulit untuk Bimembuat luka baru. Jangan lakukan), jangan pula dipijat, jangan diberi ramuan dan lain-lain. Hal tersebut berpotensi menyebabkan infeksi, meningkatkan penyerapan bisa bahkan pendarahan.
  • Segera pergi ke rumah sakit terdekat.
  • Melepas bidai sebaiknya jika korban sudah mendapat pertolongan lanjutan di rumah sakit.

LANGKAH PEMBIDAIAN

  1. Letakkan alat bidai (kayu, karton, pelepah pisang, dan lainnya) di samping bagian tubuh korban.
  2. Pasang bidai melingkupi minimal 2 sendi tubuh agar bagian tersebut tertahan dan tetap lurus.
  3. Ikat bidai menggunakan kain mitela atau slayer sehingga bidai cukup kuat menempel ke tubuh dan tubuh tidak banyak bergerak.

BILA TERJADI PENDARAHAN

  • Pada kasus luka akibat gigitan ular tidak berbisa namun mengakibatkan luka terbuka, lakukan penanganan:
  • Bersihkan luka dengan pavido iodin atau betadine dan kassa steril
  • Jika luka terlalu besar dan terjadi pendarahan, lakukan penanganan:
  • Tutup luka dengan kassa, kapas atau pembalut.
  • Tekan area luka kemudian posisikan lebih tinggi dari jantung.
  • Jika pendarahan belum berhenti, tambah kassa atau kapas sebanyak mungkin, tekan, tinggikan, serta ikat kuat bagian atas luka menggunakan sehelai kain.
  • Saat diperlukan penggantian kassa, cukup lepas lapisan luarnya, dan jangan melepas lapisan dasar yang menempel di luka (meskipun sudah basah terkena darah) karena dapat menyobek jaringan, dan membuat pendarahan kembali terjadi.

JIKA TERSEMBUR BISA

Ular yang dapat menyemburkan bisanya adalah jenis-jenis ular Cobra (Naja spp).  Semburan tersebut sifatnya menyebar dan dapat mengenai beberapa bagian tubuh maupun mata.

  • Jika semburan mengenai kulit yang sehat:
  • Bilas dengan air bersih
  • Jika mengenai kulit yang sedang mengalami luka terbuka:
  • Lakukan prosedur penanganan tergigit ular seperti di atas
  • Jika semburan mengenai mata, maka mata akan terasa perih, panas dan memerah. Penanganan yang harus dilakukan:
  • Lakukan irigasi berlebih (siram) pada daerah mata secara perlahan dengan air mengalir sekitar 5-7 liter, atau sampai mata tidak terasa perih.
  • Hindari mengucek atau mengusap area mata yang terkena semburan, karena dapat mengakibatkan luka pada mata

SELAMA PERJALANAN MENUJU RUMAH SAKIT

Selama proses transportasi korban menuju Rumah Sakit, hal yang perlu diperhatikan:

  • Stabilisasi korban meliputi pemeriksaan jalan nafas, fungsi pernafasan, sirkulasi dan lakukan resuitasi (CPR) jika diperlukan.
  • Observasi keadaan umum pasien, apakah sadar atau tidak. Pastikan korban bernafas dengan spontan dan lancar.
  • Korban dapat diposisikan dalam posisi pemulihan yaitu miring ke kanan untuk menghindari adanya sumbatan jalan nafas oleh lidah yang jatuh ke belakang, serta sekret seperti muntahan atau darah.
  • Observasi pada daerah luka yang potensial terjadi pendarahan,
  • Tanyakan kepada korban (jika memungkinkan) atau pendampingnya:
  • Kapan tergigit ular,
  • Bagaimana kejadiannya,
  • Dimana lokasi kejadian,
  • Apa yang dilakukan setelah tergigit, dan
  • Seperti apa ciri-ciri ular yang menggigit.

Jawaban yang didapat, bisa membantu mengetahui ular apa yang sudah menggigit korban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pengendalianhama.com Newsletter

Berlangganan informasi maknyus dari kami!